Minggu, 15 Januari 2012

Buku – buku Yang Diberangus Zaman Kolonial Sampai Reformasi

Dalih mengganggu ketertiban umum atau menyinggung suku agama dan ras, biasa dipakai pemerintah memberangus buku. Pada kenyataannya, buku-buku yang dibreidel tersebut adalah yang membikin kuping penguasa merah atau semata tak sejalan dengan ideologi yang diusung pemerintah.

Keputusan pelarangan terbit dan edar sebuah buku dibuat oleh Kejaksaan Agung berdasarkan beleid buatan 1963, Undang-Undang tentang Pengamanan terhadap Barang-barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum. Kejaksaan memang punya kewenangan mengawasi peredaran barang cetakan.

Dalam sejarah perbukuan di tanah air, pemberangusan buku sudah terjadi sejak zaman kolonial yang berlanjut hingga era Reformasi. Berikut ini buku-buku yang masuk daftar hitam tersebut:

>

ZAMAN KOLONIAL

* Kitab Sabil Al-Muhtadin karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
* Student Hidjo karya Mas Marco Kartodikromo (1919)
* Rasa Merdeka karya Mas Marco Kartodikromo (1924)
* Hikayat Kadirun karya Semaun (1927)

ZAMAN ORDE LAMA (ERA PRESIDEN SOEKARNO)
Ada puluhan buku yang dilarang pada masa Presiden Soekarno berkuasa. Berikut ini beberapa buku di antaranya.

* Sapta Darman karya Muhamad Yamin
* Jejak Langkah karya Bakri Siregar
* Saidjah dan Adinda karya Multatuli, yang disadur oleh Bakri Siregar
* Hoakiau di Indonesia karya Pramoedya Ananta Toer

ZAMAN ORDE BARU (ERA PRESIDEN SOEHARTO)

Pemberangusan buku paling banyak terjadi di era Presiden Soeharto. Yang menjadi sasaran terutama buku karya Pramoedya Ananta Toer. Penulis ini dituduh Kejaksaan Agung menyebarkan komunisme dan marxisme. Mesi tuduhan tak terbukti, buku-buku Pram tetap dibredel.

Buku Pram yang dibredel: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, Arus Balik, Di Tepi Kali Bekasi, Perburuan, Keluarga Gerilya, Percikan Revolusi, Bukan Pasar Malam, Mereka yang Dilumpuhkan, Cerita dari Blora, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, dan Cerita dari Jakarta.

Buku-buku lain yang bernasib sama dengan karya-karya Pram:

* Buku Putih Perjuangan Mahasiswa Indonesia, KM ITB 1979, karena dinilai menyudutkan pemerintah.
* Di bawah Bendera Revolusi
* Sum Kuning, terkait dengan kasus pemerkosaan penjual telur
* Indonesia di Bawah Sepatu Lars, karya Sukmadji I Tjahjojo
* Menuntut Janji Orde Baru
* Adik Baru, Cara Menjelaskan Seks kepada Anak
* Bertarung demi Demokrasi
* Kasih yang Menyelamatkan
* Dosa dan Penebusan Menurut Islam dan Kristen
* Serat Darmogandul, karya Ronggowarsito, terkait dengan SARA
* Suluk Gatoloco, karya Ronggowarsito, terkait dengan SARA dan menyesatkan
* Cina, Jawa, Madura, Dalam Konteks Hari, penulis Chosni Herlingga
* Resume Hasil Observasi Peradilan Kasus Aceh, penulis A.H. Garuda Nusantara
* Sebuah Mocopat Kebudayaan Indonesia, penulis Joebaar Ajoeb
* Madame Syuga. Buku ini dianggap mengeksploitasi tubuh Dewi Soekarno secara gamblang.
* Program Kerja Kristenisasi di Indonesia
* Sajian Tuntunan Tuhan pada Jaman Akhir, karya Haswir/Suharno
* Painting in Islam, SARA (dinilai melecehkan Islam)
* Kristus dalam Injil dan Al-Quran, terkait dengan SARA
* Mujarobat Ampuh, H M. Qori, terkait dengan SARA
* Menyingkap Sosok Misionaris, penulis Ibrahim Sulaiman al-Jabhani, terkait dengan SARA
* Primadosa, dan Rakyat Indonesia Mengingat Imperium Suharto
* Apakah Soeharto Terlibat Peristiwa PKI, dinilai menghina presiden
* Bayang-bayang PKI, diterbitkan oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI), terkait dengan komunis
* Islamic Invasion, karya Robert Morey
* Peristiwa 27 Juli, diterbitkan oleh ISAI

ERA REFORMASI

Menginjak era reformasi, pelarangan buku tak juga surut. Berikut ini buku yang dilarang edar oleh kejaksaan:

* Atlas West Irian, dilarang karena memuat gambar Bintang Kejora
* Kutemukan Kebenaran Sejati dalam Al-Qur`an, karya M. Simanungkalit, dilarang karena dianggap mengganggu ketertiban masyarakat
* Pemusnahan Etnis Melanesia: Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat, Socratez Sofyan Yoman
* Dalih Pembunuhan Massa Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, karya John Roosa
* Suara Gereja bagi Umat Tertindas: Penderitaan, Tetesan Darah, dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri, karya Socratez Sofyan Yoman
* Lekra Tak Membakar Buku, karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M. Dahlan
* Enam Jalan Menuju Tuhan, karya Darmawan

*Disarikan dari tulisan Erwin Dariyanto di Koran Tempo Minggu edisi 3 Januari 2010.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

1 komentar:

Posting Komentar

Mohon komentarnya Pustakawan/wati semua demi perbaikan blog ini selalu.
Jika ada file2/ebook2 yg tidak bisa di download/deleted/terhapus, tolong di info ya, link2/ebook2 yg mana saja yg bermasalah tsb ya...(sebab tidak mungkin donk setiap hari saya harus mencek beribu-ribu link tsb satu persatu..harap maklum)

INFO : klo linknya error akan ada tulisan : sorry file not found dan sejenisnya

Tapi klo tidak ada dan masih ada kotak tuk verifikasi huruf/angka berarti linknya masih bagus,

bisa di coba lagi dan lagi tapi klo masih belum bisa juga, coba lain kali/lain waktu, dan sambil menunggu, sobat Pustakawan bisa download file yg lain karena, mgkn disaat bersamaan banyak orang lain yg download file tsb (file yg sama).

Mohon mangap eh..maaf apabila reply komentnya lambat ya...sebab banyaknya koment yang masuk